Pantau Lebak – Seorang warga berinisial KI (44) warga Kampung Carucub, Desa Neglasari, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, meninggal dunia diduga akibat melakukan penambangan emas di lahan Bukaan Baru Milik PT. SBJ Blok Cikupa, Kecamatan Cibeber, Jumat malam (27/1/2023).
” Korban meninggal di dalam lobang pada saat ngambil urat emas,” ungkap sumber yang kredibel yang enggan disebutkan namanya.
Kepala Desa Cibeber Jaro jalu saat di konfirmasi awak media terkait peristiwa tersebut mengaku bahwa pihaknya sering menghimbau kepada para penambang untuk tidak melakukan penambangan di lahan bukaan baru milik PT. SBJ di Blok Cikupa tersebut.
” Saya sudah menghimbau kepada para peti atau gurandil, jangan sampai mencuri urat yang berkadar emas di lahan bukaan baru milik PT. SBJ di blok Cikupa tersebut,” katanya.
Kata Jaro Jalu Harto mengatakan, di area itu juga banyak terpasang spanduk larangan untuk melakukan penambangan, namun itu tidak di indahkan.
” Dilokasi sudah terpasang juga spanduk larangan, namun para gurandil tetap saja melakukannya, bahkan sampai ratusan orang,” katanya.
Informasi yang santer beredar bahwa benar ada korban jiwa di lokasi tambang emas tersebut. Bahkan, menurut beberapa persi lokasi tambang emas tersebut di nilai bagus untuk menambang, sehingga banyak para penambang yang memburu. Bahkan, diduga ada juga yang kordinasi untuk membeli waktu sampai jutaan rupiah kepada para pengelola lokasi tersebut.
Pantauan awak media di lokasi dan informasi, bahwa benar blok Cikupa bukaan baru PT. SBJ sudah lama di jarah para gurandil.
Sementara itu, Humas PT. SBJ, Tb. Endin membantah bahwa Korban bukan meninggal di dalam lobang, melainkan di luar lobang ketika hendak buang air kecil
” Bukan meninggal di lokasi lobang, tapi korban lagi mau kencing lantas jatuh nyungkruk,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen FMI Banten Muhamad Apud meminta agar pihak kepolisian dapat segera memastikan kebenaran akibat meninggalnya sorang warga di duga di lokasi tambang emas tersebut.
” Kami minta pihak kepolisian segera mengungkap kebarannya, dimana terjadinya dan bagaimana kronologi sebenarnya korban sampai meninggal dunia di duga di lokasi tambang emas tersebut. Kemudian, kami minta untuk di buka kepublik apakah mereka menambang memiliki ijin atau tidak,” tegas Apud. (*ar/Red)