LEBAK – Seorang warga Kampung Nyomplong, Desa Cibadak, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Banten Titin mengaku, setelah berobat ke Puskesmas Rangkasbitung pada Hari Senin tanggal 19 September 2022 sekira pukul 10. 00 Wib, anak balita perempuannya bernama Azkia berumur 5 bulan tubuhnya membiru dan tertidur pulas setelah meminum obat berupa serbuk yang diberikan oleh Puskesmas Rangkasbitung.
” Saya Brobat ke Puskesmas tapi brobat ke Puskesmas juga cuma batuk pilek doang badanya mah gak demam. Pertama di tanya keluhan, kata saya cuma batuk pilek, gak panas, terus sempat di cek suhu sama di periksa juga,” kata Titin ibu dari Balita tersebut pada awak media
Setelah diperiksa, lanjut Titin menjelaskan kronologi awal, ia juga di kasih resep dan di suruh menebus di apotik. Kebetulan yang menebus obatnya itu suaminya di apotik yang masih berada Puskesmas Rangkasbitung.
“Suami saya juga sempat nanya sama saya, mah kok obatnya cuma satu emang, iya kali, kata dokter suruh ngambil obat saja,” ungkap Titin.
Lanjut Titin, suaminya agak merasa aneh karena biasanya kata Suaminya itu di racik terlebih dahulu, tapi itu sudah di siapin.
“Saya brobat jam 10 pagi, tapi saya minumin obatnya sore sekitar jam 4 lewat. Terus pas di minum biasa saja, pas dapat 15 menit, saya juga lagi ngobrol sama sodara saya, terus kata sodara saya, teh kok ini biru-biru kenapa, kejedot apa gimana, kata saya ngga ko bi, saya juga kaget, terus anak saya mulai melemas, langsung saya tidurin gak dikasih susu gak dikasih apa apa dan anak balita saya langsung tidur,” katanya.
” Biru biru nya itu di telapak kaki tangan dan kaki, terus keringat dingin, setelah itu saya nungguin suami saya, pas suami saya pulang, saya ngomong sama suami saya, pak si neng mah badanya biru-biru, nah suami saya nanya, emang di kasih apa, kata saya gak diminumin apa-apa, cuma di minumin obat yang di kasih oleh Puskesmas terus langsung tidur, bahkan tidurnya juga lumayan lama dari jam 5 sampai mau magrib,” kata Tititn menceritakan.
“Setelah saya bangunin gak sadar sadar anak saya nyah, terus kata bapak nya, ini kayanya hilang kesadaran. Disitu saya panik, dibawalah ke dokter Bekti, namun dokter Bekti menolak, karna dokter Bekti juga bingung yang di minumkan itu obat apa, coba Dateng lagi aja ke Puskesmas minta diberi tahu kalau ini obat apa yang di kasih, soalnya saya bingung obat apa yang di kasih, kalau puyer itu bermacam macam obat di satuin, ini mah saya gak bisa nolong coba aja bawa lagi aja ke Puskesmas, bawa lagi aja obatnya ke Puskesmas sambil di tanyain. Cuman si anaknya minta di obsefasi sampe si anaknya bangun kata pak Bekti,” kata Titin ketika berupaya untuk mencari pertolongan sambil merasa panik.
Lanjut Titin, memang pihak Puskesmas sudah mendatangi rumahnya dan meminta maaf. Ia juga mengaku karena seorang wanita dan sebagai manusia memafkan, namun suaminya, kata Titin masih tidak terima terhadap pelayanan Puskesmas Rangkasbitung.
“Saya mah hanya seorang wanita pak, ibu rumah tangga, kalau ada yang meminta maaf ya saya maafkan, tapi suami saya tidak terima pak, karena ini menyangkut nyawa manusia,” katanya.
Titin juga mengaku kecewa dan meminta agar pihak Puskesmas Rangkasbitung lebih berhati- hati dalam mengobati pasien. Selain itu, ia juga mengaku bahwa persoalan ini sudah di kuasakan pada saudaranya.
“Kecewa sih pak, kan ini menyangkut pelayanan kesehatan dan menyangkut nyawa manusia, jadi kami minta agar segera di perbaiki pelayanannya. Kami juga sudah memberikan kuasa kepada saudara kami terkait persoalan ini,” katanya.
Setelah itu, awak media berupaya konfrimasi dengan mendatangi Puskesmas Rangkasbitung, namun staf dari pihak puskesmas menyambut dengan perkataan yang tidak enak di dengar.
“Hey pak mau kemana, ada keperluan apa, dan dari mana” ujar pihak Puskesmas yang belum diketahui namanya, Selasa (20/09/2022).
Setelah kami mendengar perkataan dengan nada yang menurut kami kurang mengenakan dari pihak Puskesmas, kami pun merasa kaget, dan menilai Puskesmas Rangkasbitung diduga buruk dalam pelayanan.
Awak media di dampingi oleh Lembaga mengkonfirmasi kembali terkait seorang balita yang tubuhnya membiru, pihak Puskesmas menjelaskan bahwa pihaknya sudah benar dalam memberikan obat tersebut.
” Kalau yang saya lihat catatan buku registrasi ini pemberian pengobatan itu sudah sesuai dan tidak ada permasalahan pak, cuman hawatirnya anak balita tersebut keluhanya lain, tapi disini pengobatanya lain, tapi kenyataan disini keluhanya sesuai dengan yang di kasih obatnya. Tapi nanti coba saya konfirmasikan dulu ke yang memeriksanya ke tim MTBS nya,” kata Nunita salah satu Stap di Puskesmas Rangkasbitung.
Namun setelah beberapa menit awak media dengan lembaga sedang berkonfirmasi, datanglah seorang ibu berpakaian dinas yang mengaku seorang dokter, menanyakan tentang identitas, dengan Bahasa yang secara tidak langsung terkesan mengejek media.
“Dari mana pak, dari media sosial, ada engga dari website nya, tar coba saya cek, soalnya kalau kaya gini harus terdaftar resmi ya pak, ” ujar dokter Resti.
Pihak puskesmas Rangkasbitung juga sudah mengakui kelalainya dalam mengambil tindakan.
” Saya meminta maaf atas kelalaian dari anak anak saya, nanti saya konfirmasi ke anak anak dulu, dan kalau pihak keluarga pasien tersebut tidak bisa datang, mungkin nanti saya yang akan datang kerumahnya,” kata Nunita.
Disisi lain, saudara Titin, Sahrudin mengaku sangat kecewa dan mendesak agar Pemkab Lebak segera turun tangan untuk mengevaluasi Dinas Kesehatan kabupaten Lebak karena dinilai kurang pengawasan terhadap Puskesmas Rangkasbitung . Ia juga meminta Kepala Puskesmas Rangkasbitung untuk segera meminta maaf dan bertanggung jawab kepa keluarga besarnya dan keluarga korban yang diduga ada kelalayan dalam pelayanan.
“Ini sangat miris sekali. Seharusnya sebelum memberikan obat di cek dulu dengan hati hati, apakah itu sudah sesuai dengan keluhan si balita itu apa belum. Masa anak balita ponakan saya itu setelah meminum obat kemudian membiru dan bahkan tertidur pulas seperti orang pingsan tidak sadarkan diri. Ini parah sekali,” tegas Sahrudin biasa disapa Tema pada awak media.
Dengan kejadian tersebut, lanjut Tema yang juga Ketua salah satu LSM di Lebak ini mengaku, jika pihak Puskesmas Rangkasbitung dan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak tidak segera meminta maaf dan bertanggung jawab, ia tidak segan untuk membuat pelaporan secara resmi kepada APH dan memberikan somasi kepada Dinkes Lebak agar segera semua pihak terkait turun ke Lebak mengecek semua keronologi membirunya tubuh balita di Puskesmas Rangkasbitung Lebak.
“Selain itu, saya juga akan mengumpulkan masa dan melakukan demontrasi besar besaran jika mereka Kepala Puskesmas dengan Dinkes Lebak tidak segera meminta maaf secara terang menerang dan jika tidak segera bertangung jawab. Karena ini menyangkut nyawa seseorang dan ini tidak bisa disepelekan,” tandasnya. (*RED)