Pantau Lebak – Sat Reskrim Polres Lebak berhasil mengungkap kasus pencabulan anak di bawah umur yang dilakukan oleh oknum PNS berinisial R. AA, warga Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten, Sabtu (22/10/2022).
Kapolres Lebak Polda Banten AKBP Wiwin Setiawan melalui Kasat Reskrim Polres Lebak IPTU Andi Kurmiady Eka Setyabudi menjelaskan, kronologis kasus pencabulan di bawah umur tersebut dilakukan pada tahun 2016.
” Hari dan tanggalnya tidak diketahui/korban lupa, namun tepatnya pada tahun 2016 Ketika didalam bus perjalanan ke pondok pesantren yang berada di Jawa Tengah, korban tidur dengan posisi kepala bersandar di bahu tersangka R.AA yang mana adalah orang tua korban. Kemudian tersangka merangkul korban dengan menggunakan tangan kanannya dan selanjutnya tersagka meremas-remas payudara korban sebelah kanan berulang kali, kemudian korban terbangun dan langsung melepaskan tangan pelaku,” kata Kasat Reskrim Polres Lebak IPTU Andi Kurmiady Eka Setyabudi pada awak media melalui preslirisnya.
Kemudian, pada bulan Juni 2017 sekitar pukul 21.00 Wib, kata Andi, di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak, Banten, saat korban sedang tidur di kamar kemudian tersangka masuk kedalam kamar korban dan kedua tangan korban langsung di pegang oleh tersangka hingga korban tidak bisa melawan dan setelah itu tersangka berkata dengan bahasa sunda “cicing ulah gandeng” (diam jangan berisik).
” Mata tersangka melotot hingga korban merasa takut, kemudian tersangka mengangkat daster korban hingga payudara korban terlihat selanjutnya tersangka meremas-remas payudara korban, setelah itu tersangka melepas celana dalam korban dan tersangka melepas sarung yang dipakainya hingga kemudian tersangka menyetubuhi korban sekitar kurang lebih 20 (dua puluh) menit. Setelah itu tersangka mengeluarkan spermanya dan selanjutnya tersangka membersihkannya mengunakan sarung miliknya,” ungkap Andi.
Lanjut Kasat Reskrim, pada hari kamis tanggal 21 Juli 2022 sekira pukul. 21.30 Wib, di Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak, Banten, awalnya korban dikirim pesan whatsapp oleh tersangka agar korban membuka pintu dengan pesan berbahasa sunda “geura buka panto na aing hayang” (cepet buka pintunya saya pengen).
Namun saat itu korban tidak membalas pesan whatsapp tersangka karena takut. Dikarenakan pintu tidak terkunci, tersangka masuk kedalam kamar korban, selanjutnya tersangka menindih badan korban dan berkata “cicing dia” (diam kamu).
Setelah itu tersangka meraba-raba payudara korban dan mencium korban, setalah itu tersangka membuka celana korban dan celana yang dipakainya, kemudian tersangka menggesek-gesekan alat kelaminnya ke korban hingga sperma tersangka keluar.
Pada tanggal 22 Juli 2022 di Kecamatan Banjarsari Lebak Banten, tersangka mengirim pesan whtsapp kembali kepada korban untuk membuka pintu namun saat itu korban tidak membukakan pintu kamarnya, dan oleh korban kamarnya dikunci.
” Untuk Barang bukti terdiri dari Visum Et Repertum 1 (satu) buah daster perempuan warna kuning, 1 (satu) buah BH warna biru, 1 (satu) buah celana dalam warna ungu dan bukti screenshot cht tersangka,” kata Andi.
Sementara itu, tersangka R.AA terancam hukuman 1. Pasal 81 UU no. 17 tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas UU No. 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun hukuman penjara. Ditambah 1/3 apabila pelaku orang/wali. 2. Pasal 82 UU No.17 tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua atas Perlindungan Anak minimal 5 tahun maksimal 15 Tahun hukuman di tambah 1/3 apabila pelaku orang tua/wali.3 Pasal 289 KUHP paling lama 9 tahun. ***