Pantau Banten – Berdasarkan Berita Resmi Statistik Provinsi Banten Juni 2023, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten menunjukkan terdapat beberapa sektor yang mengalami peningkatan dibandingkan pada bulan Mei 2023. Inflasi Provinsi Banten terkendali di angka 3,15 persen, Nilai Tukar Petani (NTP) naik 0,85 persen, serta industri pariwisata naik 45,69 persen.
Statistisi Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Bambang Widjanarko mengungkapkan Inflasi Provinsi Banten secara Y-o-Y pada Juni 2023 berada pada 3,15 persen atau dibawah angka Inflasi Nasional yang mencapai 4,33 persen.
“Hal tersebut bisa kita lihat secara M-t-M yang menyumbangkan sebesar 0,15 persen dan beberapa komoditas yang terus kita kendalikan. Dimana Provinsi Banten cukup terkendali untuk situasi di bulan Juni ini,” jelas Bambang saat menyampaikan Berita Resmi Statistik (BRS) Provinsi Banten Juni 2023 secara virtual, Senin (3/7/2023).
Menurutnya, ada beberapa komoditas yang memberikan andil terbesar pada Inflasi di bulan Juni 2023 menurut beberapa kelompok pengeluaran secara Y-o-Y. Salah satu andil inflasi di antaranya menurut komoditas barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga pada urutan pertama ditempati oleh bensin sebesar 1,13 persen.
“Namun demikian, bensin mengalami deflasi sebesar 0,07 persen dan diikuti oleh cabai merah,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten juga merilis Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Banten pada Juni 2023 yakni sebesar 103,55 atau mengalami kenaikan sebesar 0,85% persen dibandingkan Mei 2023. Kenaikan tersebut dikarenakan kenaikan Indeks Harga Terima Petani (It) 0,97 persen menjadi 123,23 serta naiknya Indeks Harga Bayar Petani (Ib) 0,12 persen menjadi 119,01
“Adapun komoditas yang menjadi pemicu bagi indeks yang diterima petani itu gabah, pisang, dan daging ayam ras. Sedangkan untuk indeks harga bayar petani dipicu oleh komoditas ketimun, cabai rawit dan daging ayam ras,” jelas Statistis Ahli Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Bambang Widjanarko
Selain itu, dirinya juga menyampaikan bahwa NTP Provinsi Banten berada di antara Provinsi-Provinsi lain di Pulau Jawa yang pada bulan ini masih relatif rendah. Namun demikian, nilai persentase NTP Provinsi Banten terus naik setiap bulannya.
“Dibandingkan bulan lalu meskipun kita masih berada di posisi ke 5 Provinsi di Jawa kita terus melakukan perubahan sedikit demi sedikit pada nilai NTP yang menyumbangkan 0,85% dibandingkan bulan Mei,” jelasnya.
Selain itu, Bambang juga menyampaikan Nilai Tukar Usaha Petani (NTUP) di Provinsi Banten pada bulan Juni 2023 sebesar 105,84 atau naik 0,87 persen dibandingkan bulan Mei 2023. Lantaran Indeks Harga Terima Petani (It) sebesar 123,23 dan Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 116,52.
“Begitu pula dengan Nilai Tukar Usaha Petani (NUTP) di bulan Juni 2023 mengalami kenaikan. Dimana harga terima petani dipicu oleh komoditas gabah, daging ayam ras dan pisang dan BPPBM dipicu oleh komoditas sewa traktor tangan dan bakalan kerbau (berusia > 12 Bulan),” jelas Bambang.
Ia juga menyampaikan bahwa harga gabah kering panen serta giling di Provinsi Banten mengalami kenaikan pada Juni 2023, dibandingkan bulan sebelumnya, baik di tingkat petani maupun di tingkat penggilingan.
“Untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani harga rata-ratanya Rp 5.177 per kilogram atau naik 5,26 persen. Sedangkan gabah kering di tingkat penggilingan harga rata-rata sebesar Rp 5.320 atau naik sebesar 5,49 persen,” jelasnya.
Kemudian untuk gabah kering giling (GKG) di tingkat petani harga rata-rata sebesar 5.660 per kilogram atau naik sebesar 3,61 persen dan di tingkat penggilingan harga rata-data sebesar 5.686 per kilogram atau naik sebesar 3,75 persen.
Sementara itu, perkembangan pariwisata Provinsi Banten tingkat penghunian kamar gabungan pada bulan Mei 2023 mengalami kenaikan sebesar 45,69 persen. Terdapat kenaikan sebesar 7,55 poin dibandingkan pada bulan April 2023.
“Sementara itu jika dibandingkan bulan yang sama di tahun 2022, TPK Banten mengalami Penurunan. Tapi itu sebelum PPKM dicabut,” ungkapnya.
Tidak hanya itu kenaikan sektor pariwisata juga bisa dilihat dari rata-rata lama tamu menginap. Dijelaskan pada bulan Mei 2023 RLTM mencapai 1,75 hari atau bertambah sebesar 0,15 poin dibandingkan April 2023.
“Dan hal tersebut artinya ada keseimbangan dari penghunian kamar dan lama menginap yang sama-sama meningkat pada sektor pariwisata ini,” ungkapnya. (*Red)