Pantau Banten – Atlet Cabang Olahraga (Cabor) Catur perorangan putri asal Kontingen Provinsi Banten Diyah Rahmawati menyumbang emas untuk pertama bagi Banten dalam perhelatan Pekan Olahraga Nasional (Pornas) Korpri Ke-XVI di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Diyah berhasil menyabet emas setelah unggul poin dari lawannya Neneng Gina Syada kontingen (BPJS) Kesehatan Republik Indonesia. Sampai akhir pertandingan, posisi Diyah masih di klasemen paling atas dengan 6 poin, sedangkan Neneng hanya mempunyai 4,5 poin.
Sosok guru SDN Rancabango 4, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang ini ternyata sudah menggeluti dunia percaturan sejak duduk di kelas 4 SD. Saat itu ia menjadi juara pertama pada ajang perlombaan catur tingkat sekolah.
“Dari situ saya seneng catur dan secara otodidak mulai belajar,” kata Diyah, Senin (17/7/2023).
Diyah sendiri terlahir dari keluarga yang mayoritas hobi catur, dari mulai bapak sampai saudara-saudaranya. Bahkan kakanya yang pertama sudah masuk kategori Fide Master atau setara dengan Kadek Iin Dwijayanti dari Kementerian PUPR RI yang ia taklukkan beberapa waktu lalu.
Setelah terus belajar otodidak, keluarga menyarankan Diyah untuk lebih profesional dan masuk ke Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) KONI Kota Tangerang. Dari situ Diyah mendapatkan berbagai teori, strategi dan taktik terkait permainan catur. Setelah itu kemudian bergabung di Korpri.
“Prestasi saya yang paling tinggi itu hanya sempat mendapat perunggu pada PON 2012 lalu di Riau. Bahkan pada PON 2016 di Jawa Barat, saya gugur,” ujarnya.
Maka dari itu, ketika bertanding melawan atlet yang sudah master, Diyah merasa pesimis untuk menang. Apalagi persiapan latihannya hanya sekitar 3 bulan saja. Tapi, bukan Diyah namanya jika menyerah begitu saja.
Dorongan semangat dari Manager Cabor catur, pelatih, rekan-rekan atlet, keluarga dan orang-orang sekitar membuat semangat Diyah untuk bermain optimal semakin kuat. Diyah mengaku harus maksimal bermain untuk memberikan yang terbaik bagi Provinsi Banten, terlepas apapun hasilnya nanti.
“Awalnya saya grogi, tapi harus tetap konsentrasi pada pertahanan bidakan anak-anak catur saya yang mendapatkan serangan bertubi-tubi oleh Ka Kadek,” ujarnya.
Sampai akhirnya semua pertahanan bidakan anak catur Diyah tertutup dan tidak ada celah untuk diserang, kini gantian dirinya yang melakukan serangan balik. Dari situlah Diyah mulai menguasai pertandingan smapai akhirnya menang.
“Ini kali pertama saya mengalahkan atlet master dunia, dan juga nasional,” ucapnya.
Gelar Fide Master merupakan salah satu gelar resmi yang dapat diterima pemain catur dari Federasi Catur Internasional (FIDE). Ini adalah gelar tertinggi ketiga yang dapat dicapai seorang pemain, setelah gelar grandmaster dan master internasional.
Pada pertandingan sebelumnya, Diyah juga berhasil mengalahkan Master Nasional Wanita (WNM) dari Jawa Barat Ai Jakiah, sedangkan dengan WNM Kemenpora, Stefani, Diyah mempertahankannya sampai draw.
Manager Cabor Catur Beni Ismail mengaku sangat bangga atas raihan emas dari Cabor yang digawanginya itu. Menurutnya, emas catur perorangan putri ini merupakan hadiah berharga pertama yang didapatkan dari seluruh Cabor yang diikuti Kontingen dari Provinsi Banten.
“Selamat untuk Dyah Rahmawati meraih medali emas cabang catur untuk Banten pada Pornas Korpri Ke-XVI 2023 di Semarang,” pungkasnya. (*Red)