Jakarta – Pemilu adalah momentum untuk memilih wakil rakyat, baik level nasional (DPR RI) maupun tingkat daerah (DPRD), yang diharapkan mampu memperjuangkan aspirasi warganya agar menjadi masyarakat berdaulat. Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat harus cermat dan tidak boleh asal pilih dalam menentukan partai politik mana dan siapa yang akan menjadi simbol perwakilan suara rakyat di parlemen nanti.
Adalah Hendriyana, seorang tokoh muda dari Jakarta Timur, yang memberanikan diri maju sebagai anggota DPRD DKI Jakarta untuk bergerak bersama elemen kepemudaan melalui Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) pada pemilu legislatif 2024. Sejak menjadi mahasiswa pada tahun 1998, Hendriyana sudah aktif di organisasi GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang berazaskan marhaenisme ajaran Bung Karno.
Pengalaman berorganisasi di GMNI telah membentuk karakter Hendriyana untuk selalu dekat dengan rakyat. Hal ini kembali dibuktikan pasca menyelesaikan kuliahnya di Universitan Krisnadwipayana Jakarta, Hendriyana bersama kader GMNI lainnya membentuk organisasi yang dinamakan Lembaga Kebangunan Jakarta (LKJ) yang sampai saat ini berkonsentrasi untuk memberikan pendidikan dan pendampingan langsung kepada masyarakat.
Stop Penggangguran! Berbeda dengan caleg lainnya yang akan berlaga pada kontestasi Pemilu Legislatif (Pileg) 2024, Hendriyana menjadikan isu stop pengangguran sebagai cita-cita politiknya di DKI Jakarta.
“Saya mengetahui kondisi riil di lapangan karena selama 15 tahun terakhir saya intens turun ke tengah masyarakat untuk melakukan pendampingan dan advokasi warga, baik itu soal pendidikan, kesehatan, masalah sosial dan sebagainya. Hal yang saya sadari, bahwa kondisi masyarakat Jakarta di tengah hiruk pikuk pembangunan dan kemajuan ekonomi Negara tidak dibarengi oleh kesejahteraan warganya. Apalagi saat ini, masih begitu banyak anak muda yang menganggur dan tidak pula memiliki keterampilan yang cukup, tentu ini kondisi yang sangat memprihatinkan.” Ucap pria yang akrab disapa Bung Concoy ini ketika ditemui dalam pertemuan warga di Kelurahan Ujung Menteng.
Bonus demografi berdampak pada bertambahnya jumlah pengangguran setiap tahunnya di DKI Jakarta. Hal tersebut bukanlah isapan jempol semata. Pengangguran harus mendapatkan perhatian serius karena ternyata jumlahnya di DKI Jakarta di dominasi oleh generasi muda.
Pada setiap obrolan atau di ruang diskusi kita sering mendengar kata pengangguran disebut oleh banyak orang, tapi saat ditanya siapa yang disebut pengangguran, sedikit sekali yang bisa menjawab berdasarkan fakta atau realitas di tengah masyarakat.
Sebagai contoh, dan kita sebagai warga Jakarta harus jujur bahwa sebenarnya jumlah pekerja di DKI Jakarta masih di dominasi oleh warga di luar Jakarta seperti dari Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan wilayah lainnya. Artinya bahwa ada yang disembunyikan soal data angka pengangguran di DKI Jakarta.
Namun Pengangguran dapat di-stop, jelas Hendriyana, dengan memberikan program – program pelatihan anak muda dan warga berusia produktif yang terarah dan tepat sasaran, baik itu tentang entrepreneurship, UMKM, maupun pembinaan minat bakat warga terutama kaum muda agar bisa berkembang dan terus produktif.
Hal ini, menurut Hendriyana, dapat tercipta dengan mendorong program kebijakan Pemda DKI Jakarta untuk mengalokasikan prioritas dalam mengatasi Pengangguran bagi usia produktif.
“Dengan prinsip politik adalah keberpihakan, mari kita Stop Pengangguran di Jakarta karena pada hakekatnya semua warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak demi mengangkat harkat dan harga diri warga Jakarta.” Tegas Hendriyana.
Hendriyana, S.T., adalah Caleg PDI Perjuangan Daerah Pemilihan DKI Jakarta IV (Jakarta Timur) yang meliputi Kecamatan Cakung, Pulogadung, Matraman. (*Red)