Peserta Diskusi terdidi dari Sebagian Mahasiswa dengan jumlah 20 Orang di berbagai Perguruan Tinggi Kabupaten Lebak ditambah dengan Sebagian Pelajar dan Pemuda dari berbagai sekolah dan sekitar Kabupaten Lebak dengan jumlah peserta sejumlah 25 orang. Jumlah peserta keseluruhan ada sekitar 45 orang.
Acara yang dibuka oleh Muhamad Priatno selaku ketua Pelaksana Kegiatan Menguraikan dalam sambutan suatu peran dan tugas serta tanggung jawab Generasi Zilenial sebagai Putra Bangsa dalam menjalankan tahapan pemilu tahun 2024. Bahwa peserta Diskusi Kebangsaan diharapkan untuk Terus memupuk kepedulian terhadap keadaan sosial, mengasah ketajaman berfikirnya, mengembangkan keterampilan berkarya nya, dan terus menumbuhkan semangatnya dalam mewujudkan perubahan-perubahan untuk kemajuan bangsa serta terciptanya kehidupan masyarakat yg adil dan makmur sesuai amanat Undang-undang Dasar 1945. untuk turun peran aktif menyukseskan pemilu tahun 2024.
Acara seminar dipandu oleh moderator Muhamad Parid Nasihin, dalam prolognya.
Narasumber utama Dialog Kebangsaan adalah Ketua Harian GMPK Wilfridus Son Ebit, ia menyampaikan “GMPK Adalah wadah yang menampung mahasiswa dan pelajar untuk berproses dan saling bertukar ilmu dan pengetahuan antar pelajar dan mahasiswa demi menumbuhkan kepedulian terhadap perubahan dan kemajuan bangsa.
Narasumber Kedua adalah Ubaedillah seorang Pegiat sosial di kabupaten lebak, Kepeduliannya terhadap sosial dan masyarakat di sekitar kabupaten lebak mampu memberikan perubahan yg baik untuk kehidupan bermasyarakat, terciptanya interaksi sosial yg aktif melalui kegiatan² literasi dan santunan.
Acara Diskusi Kebangsaan membahas pembangunan politik yang dikembangkan di era reformasi dalam arti penataan kehidupan politik demokratis berlandaskan pada Pancasila dan UUD 45. Diharapkan situasi politik seharusnya lebih baik dari waktu – ke waktu.
Kesadaran politik merupakan bagian dari upaya demoktrasasi contohnya terselenggaranya pemilu dengan keikutsertaan masyarakat merupakan agenda rutin setiap 5 tahun sekali. Hasil dari pemilu itulah terbentuk nya pemerintahan karena dalam negara demokrasi Pemerintah itu berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.
Peran generasi Zilenial sangat strategis dalam upaya membangun demokrasi sehat di Indonesia. Sejarah mencatat peran Pemuda dalam memberikan perubahan pada masa Orde Lama, Orde Baru dan masa Orde Reformasi yang sedang dijalani sekarang ini. Tantangan pemilu pada era sekarang oleh para ahli disebut dengan era Post Truth masa “di mana penggunaan akal yang melandasi kebenaran dan pengamatan fakta sebagai basis pengukuran obyektifitas seakan-akan tidak penting dalam memegaruhi opini, pemikiran maupun perilaku publik. Dalam rentang masa ini, orang memengaruhi publik dengan cara menomorsatukan sesansionalitas dan mengedepankan emosionalitas ” (Haryatmoko, 2018).
Di mana pada pemilu pertama di era reformasi terasa sekali para pemilih lebih memilih kapada calon berdasarkan pada ketokohan dan keterkenalan calon tersebut. Tantangan sekarang mengubah pemilih dari pemilih emosional ke pemilih rasional (pemilih memilih berdasarkan rekam jejak calon). Dimana generasi Zilenial atau Gen Z diharapkan menjadi pelopor mengubah pemilih emosional ke pemilih rasional, suatu tantangan yang berat. (*Tim/red)