Ketua Umum Gerakan Aksi Moral Mahasiswa (GAMMA) Ahmad Hudori menilai jika momentum Hari Anti Korupsi Sedunia (HARKODIA) selayaknya dimaknai sebagai memontum masyarakat sipil memperkeras kritik atas keadaan yang mengkhawatirkan.
PANTAU JAKARTA – Ketua Umum Gerakan Aksi Moral Mahasiswa (GAMMA) Ahmad Hudori menilai jika momentum Hari Anti Korupsi Sedunia (HARKODIA) selayaknya dimaknai sebagai memontum masyarakat sipil memperkeras kritik atas keadaan yang mengkhawatirkan.
Menurut Ahmad Hudori, Pemberantasan Korupsi di Indonesia hingga saat ini tidak kunjung mengalami kemajuan, hal tersebut diperkuat dengan adanya kasus di tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Aktivis yang kerap dipanggil Dori ini menegaskan, Lembaga yang mestinya menindak segala bentuk tindakan korupsi kini dilemahkan dengan Eks ketua KPK Firli Bahuri yang ditetapkan sebagai tersangka oleh Kepolisian RI.
Firli Bahuri disangka menerima suap penanganan perkara di KPK. Sementara dilain pihak pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang kini sibuk Pemilu juga tidak kunjung melakukan langkah penguatan terkait antikorupsi.
Belum ada langkah kongkret pemerintah terhadap upaya dalam melakukan pembahasan secara mengena terkait antikorupsi semisal pembahasan rancangan UU Perampasan Aset.
“hari ini tepatnya tanggal 9 Desember 2023 merupakan hari anti korupsi sedunia, yang mana teman-teman harus melek jika Kita sedang dipaksa oleh pemerintah untuk melihat bagaimana pemerintahan mempertontonkan konflik kepentingan demi melanggengkan kuasa,”tegas Dori melalui pres lirisnya, Sabtu (9/12/2023).
Lanjut Dori menyampaikan jika pemberantasan korupsi yang melemah dan pemerintahan yang tebal kuping atas segala bentuk kritik masyarakat, itu akan berdampak buruk pada segala bentuk aspek kehidupan masyarakat.
Seperti ancaman korupsi, kriminalisasi, dan pelemahan ruang sipil yang terjadi adalah dampak dari sikap pemerintah dan Aparat Penegak Hukum (APH) yang lemah terhadap pemberantasan korupsi.
“Kabupaten Lebak sendiri merupakan episentrum dari ibu Kota Jakarta dan sebagai insan yang cinta akan daerah Kabupaten Lebak yang tidak kunjung mengalami kemajuan menjadi marwah untuk terus menggalang kekuatan serta mengamati secara detail fenomena yang terjadi terhadap kondisi daerah teruatama wilayah kerja di kabupaten Lebak ini. Berkitan dengan cipta kondisi Pemda Kabupaten Lebak serta APH yang juga menciptakan kegagalan membangun kabupaten Lebak yang berkemajuan, bersih dari korupsi, kolusi, dan nepotisme,”tandas Dori. (*red)