Foto : Pedagang Kaki Lima di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten
Pantau Lebak – Pedagang Kaki Lima (PKL) tidak pernah protes adanya retribusi dan sewa lapak yang diperuntukan untuk kesejahteraan para pedagang khususnya PKL di Pasar Rangkasbitung. Mereka PKL di Pasar Rangaksbitung sudah berjualan puluhan tahun hingga saat ini selalu damai dan ramai karena memudahkan masyarakat untuk membeli kebutuhannya.
Alih-alih ada isu miring yang mengatakan bahwa pasar subuh apakah ditarik retribusi dan apakah masuk ke PAD atau belum. Tentu, Pemerintah Daerah melalui Disperindag Lebak yang lebih mengetahui bagaimana Pasar Subuh berlangsung cukup lama.
“Artinya, ini adalah pertanyaan dan narasi yang penuh lelucon, kenapa baru sekarang dipertanyakan. Selama ini PKL belum pernah mengeluh soal retribusi, soal lapak soal apapun tentang Pasar Subuh. Mereka Para PKL berjualan dengan damai dan tentram, mereka hanya mencari uang untuk bertahan hidup, nah, sekarang pas ada Pasar PKL kandang sapi kok timbul narasi seperti itu. Jadi, apapun yang diliris dalam berita itu tentu tidak akan merubah keputusan PKL untuk menolak direlokasi, karena mereka tidak merasakan bagaimana nanti nasib pedagang kaki lima dan kehidupan keluarganya,”tegas Ketua umum Asosiasi Pedagang Kaki Lima Provinsi Banten Adam Surya Muhammad Khadafi, Senin (25/3/2024).
Kata Adam seharusnya ketika para PKL akan dialihkan ke Pasar Kandang Sapi, seharusnya pihak Disperindag melakukan diskusi dengan para PKL.
Diskusi tersebut untuk menyerap informasi bagaimana nanti progres untuk berjualannya, sementara Pasar Kandang Sapi itu lokasinya cukup jauh dan sepi, bahkan dekat kuburan.
“Seharusnya ada tanya jawab terlebih dahulu dengan para pedagang, jangan langsung membuat Pasar tapi ternyata pedagang menolak karena mereka juga khawatir sepi penungjung,”katanya.
Lanjut Adam pihaknya tidak pernah mempersoalkan adanya relokasi para PKL. Bahkan ia mendukung prinsip pemerintah untuk menata Pasar Rangkasbitung. Namun, seharusnya titik lokasi pemindahan itu tempatnya strategis dan ada dalam keramian.
“Artinya jangan gegabah memindahkan Pasar. Kita sama sama sepakat bahwa mereka PKL menggantungkan hidup dari berjulan, untuk kehidupan anak dan kelurganya, jadi jangan egois dan tidak memikirkan nasib orang banyak, gak bisa begitu,”tegas Adam.
Jika lokasi Pasar tersebut pas dan bisa diakses oleh masyarakat dengan mudah apalagi ada keramaian, kata Adam, pasti PKL ngantri ingin pindah.
“Saya kira, jika lokasi pasar tersebut strategis pasti PKL mau kok pindah. Ini di dekat kuburan dan aksesnya aga jauh bagaimana masyarakat mau pindah. Apalagi para PKL sudah berfikir bagaimana jika dagangannya tidak laku, siapa yang bertanggungjawab,”katanya.
Masih Adam, dirinya mengaku siap bersama dengan PKL Pasar Subuh Rangkasbitung memperjuangkan haknya sebagai warga negara khususnya Kabupaten Lebak yang akan bertahan di Pasar Rangkasbitung.
Ia mengaku, jika ada siapapun yang mengintervensi pedagang, pihaknya tak segang akan melaporkannya ke APH.
Selain itu, soal isu miring Pasar Subuh, ia menyakini bahwa Masyarakat akan lebih mendengar dan melihat berita menolak direlokasi dibandingkan dengan berita sanggahan dan seolah membantu pemerintah untuk mengusir Pasar Subuh.
“Silahkan saja, tapi kami akan berjuang untuk masayarakat karena saya lebih memikirkan kehidupan orang banyak dibandingkan untuk diri sendiri,” tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di sepanjang Jalan Sunan Kalijaga Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten menolak untuk di relokasi ke Pasar PKL Kandang Sapi. Menurut mereka, pemindahan PKL di Pasar Rangkasbitung ke Pasar Kandang Sapi dinilai akan membuat rugi dan menghilangkan penghasilan mereka.
Rahmat Pedagang Kaki Lima mengatakan bahwa pihaknya bersama PKL yang lainnya yang berada di Jalan Sunan Kalijaga sepakat menolak relokasi tersebut. Menurutnya, lokasi Pasar Kandang Sapi dinilai tidak pas untuk para PKL.
“Saya dan para PKL yang lainnya menolak untuk di relokasi ke Pasar yang berada di Kandang Sapi, karena itu akan mengurangi omset penjualan kami dan kami akan kehilangan pelanggan khususnya bagi pedagang balukan yang setiap hari belanja, ditambah akses di Pasar Kandang Sapi masih sepi jauh dari keramaian, kalau disini kan Pusat Kota dekat stasiun Rangkasbitung,”kata Rahmat, Kamis (21/3/2024)
Senada, Ependi salah satu Pedagang Tahu Tempe di Pasar Rangkasbitng mengaku tidak setuju dengan Relokasi tersebut. Kata ia, seharusnya Pemda Lebak khususnya Disperindag Lebak sebelum berencana merelokasi para PKL di Pasar Rangkasbitung terlebih dahulu melakukan musyawarah dengan para PKL, sehingga ada saling tanya jawab bagaimana kegelisahan dan masukan semua PKL.
“Saya pribadi dan mewakili PKL lainnya tentu tidak setuju kalau untuk di relokasi ke Pasar Kandang sapi. Seharusnya Pemda Lebak sebelum akan merelokasi PKL bermusyawarah terlebih dahulu kepada kami mau atau tidak untuk dipindahkan. Saya kira ini akan sangat mempengaruhi omset penjualan kami, dan pemerintah bisa tidak menjamin kerugian kami bila dagangan kami rugi karena sepi pembeli,”tegasnya. (*Red)